Hukum dan Spirituality
HUKUM MERUPAKAN KEHIDUPAN UMAT MANUSIA YANG TAAT MENJALANKAN SEMUA SYSTEM HUKUM YANG BERLAKU DIMANA KEHIDUPAN MANUSIA ITU BERADA DENGAN NEGARA YANG BERDASARKAN HUKUM YANG BERLAKU DISAAT ITU.kemudian dapat hubungi Alamat E_Mail:www.candasilo77@yahoo.co.id atau :Tjung teck.
Thursday, January 12, 2012
Lima Perenungan bagi Setiap Orang
*Lima Perenungan bagi Setiap Orang**
Ada lima fakta, O para bhikkhu, yang seharusnya sering direnungkan oleh siapa pun -tidak peduli apakah pria atau wanita, perumah-tangga atau bhikkhu. Apakah yang lima itu?"
"Aku pasti menjadi tua; aku tidak dapat menghindari menjadi tua."
"Aku pasti menjadi sakit; aku tidak dapat menghindari menjadi sakit."
"Aku pasti akan mati; aku tidak dapat menghindari kematian."
"Aku akan terpisah dan tercerai dari semua yang kusayangi dan kucintai."
"Aku adalah pemilik perbuatan-perbuatanku sendiri, pewaris perbuatan-perbuatanku sendiri, perbuatan merupakan kandungan (yang dari situ aku muncul), perbuatan adalah keluargaku, perbuatan adalah pelindungku. Apa pun perbuatan yang kulakukan -baik atau buruk- akulah yang akan menjadi pewarisnya."18
Untuk alasan yang baik apakah maka seorang pria atau wanita, perumah-tangga atau bhikkhu, sering merenungkan fakta bahwa mereka pasti menjadi tua dan tidak dapat menghindari menjadi tua?
Ketika masih muda, para makhluk merasa sombong akan kemudaan mereka; dan karena tergila-gila pada kesombongan kemudaan itu, mereka menjalani kehidupan yang jahat di dalam perbuatan, kata-kata dan pikiran.
Tetapi di dalam diri orang yang sering merenungkan kepastian usia tua, kesombongan kemudaan akan sepenuhnya lenyap atau akan menjadi lemah.
Untuk alasan yang baik itulah fakta menjadi tua harus sering direnungkan.19
Untuk alasan yang baik apakah maka seorang pria atau wanita, perumah-tangga atau bhikkhu, sering merenungkan fakta bahwa mereka pasti menjadi sakit dan tidak dapat menghindari menjadi sakit?
Ketika masih sehat, para makhluk merasa sombong akan kesehatan mereka; dan karena tergila-gila pada kesombongan kesehatan itu, mereka menjalani kehidupan yang jahat di dalam perbuatan, kata-kata dan pikiran.
Tetapi di dalam diri orang yang sering merenungkan kepastian menjadi sakit, kesombongan kesehatan akan sepenuhnya lenyap atau akan menjadi lemah.
Untuk alasan yang baik itulah fakta penyakit harus sering direnungkan.
Untuk alasan yang baik apakah maka seorang pria atau wanita, perumah-tangga atau bhikkhu, sering merenungkan fakta bahwa mereka pasti mati dan tidak dapat menghindari kematian?
Ketika masih hidup, para makhluk merasa sombong akan kehidupan mereka; dan karena tergila-gila pada kesombongan kehidupan itu, mereka menjalani kehidupan yang jahat dalam perbuatan, ucapan dan pikiran.
Tetapi di dalam diri orang yang sering merenungkan kepastian kematian, kesombongan kehidupan akan sepenuhnya lenyap atau akan menjadi lemah.
Untuk alasan yang baik itulah fakta kematian harus sering direnungkan.
Untuk alasan yang baik apakah maka seorang pria atau wanita, perumah-tangga atau bhikkhu, sering merenungkan fakta bahwa mereka pasti terpisah dan tercerai dari semua yang disayangi dan dicintai?
Para makhluk mempunyai nafsu yang tinggi terhadap apa yang disayangi dan dicintai; dan karena terbakar oleh nafsu, mereka menjalani kehidupan yang jahat dalam perbuatan, ucapan, dan pikiran.
Tetapi di dalam diri orang yang sering merenungkan perpisahan dari hal-hal yang disayangi dan dicintai, nafsu yang tinggi terhadap apa yang disayangi dan dicintai akan sepenuhnya lenyap atau akan menjadi lemah.
Untuk alasan yang baik itulah perpisahan dari apa yang dicintai harus sering direnungkan.
Untuk alasan yang baik apakah maka seorang pria atau wanita, perumah-tangga atau bhikkhu, sering merenungkan fakta bahwa mereka adalah pemilik perbuatan-perbuatan mereka sendiri, dan bahwa apa pun perbuatan yang mereka lakukan -baik atau buruk- merekalah yang akan menjadi pewarisnya?
Ada makhluk yang menjalani kehidupan yang jahat dalam perbuatan, ucapan dan pikiran. Tetapi di dalam diri orang yang sering merenungkan tanggung jawabnya terhadap perbuatan-perbuatannya sendiri, perilaku jahat seperti itu akan sepenuhnya lenyap atau akan menjadi lemah.
Untuk alasan yang baik itulah fakta tanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri harus sering direnungkan.
Para bhikkhu, seorang siswa agung merenungkan demikian: "Aku bukanlah satu-satunya yang pasti menjadi tua, jatuh sakit atau mati. Tetapi di mana pun para makhluk datang dan pergi, mati dan muncul lagi, mereka semuanya terkena usia tua, penyakit dan kematian." Di dalam diri orang yang sering merenungkan fakta-fakta ini, Sang Jalan muncul. Sekarang dia secara tetap mengejar, mengembangkan dan memupuk Sang Jalan itu. Dan sementara dia melakukannya, belenggu-belenggu itu ditinggalkan dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasarinya pun lenyap.20
Selanjutnya, seorang siswa agung merenungkan demikian: "Aku bukanlah satu-satunya yang harus terpisah dan tercerai dari apa yang kusayangi dan kucintai; aku bukanlah satu-satunya yang merupakan pemilik dan pewaris perbuatan-perbuatannya sendiri. Tetapi di mana pun makhluk datang dan pergi, mati dan terlahir kembali, semuanya pasti terpisah dan tercerai dari apa yang disayangi dan dicintai; dan semua merupakan pemilik dan pewaris perbuatan-perbuatan mereka." Di dalam diri orang yang sering merenungkan fakta-fakta ini, Sang Jalan muncul. Sekarang dia dengan tetap mengejar, mengembangkan dan memupuk Sang Jalan itu. Dan sementara dia melakukannya, belenggu-belenggu itu ditinggalkan dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasarinya pun lenyap.
Para makhluk duniawi merasa muak dengan makhluk-makhluk lain21 Yang memiliki sifat yang sama dengan kita, Dengan mereka yang terkena usia tua dan penyakit, Dengan mereka yang berada di tepi kematian. Karena aku hidup untuk tujuan yang lebih tinggi, tidaklah pantas Bagiku untuk merasa jijik terhadap para makhluk yang pantas dikasihani ini. Sementara berdiam demikian, aku akan mengalahkan Kesombongan akan kesehatan, kemudaan dan kehidupan, Setelah mengetahui keadaan yang bebas dari topangan, Setelah melihat kemantapan di dalam pelepasan.22
Ketika kuarahkan pandangan ke Nibbana, semangat muncul di dalam diriku: "Sekarang tak bisa lagi aku mengejar kesenangan-kesenangan indera! Tidak pernah lagi aku akan berpaling, Kehidupan suci sekarang adalah tujuan tertinggiku."
Thursday, December 1, 2011
31 BHUMI (31ALAM KEHIUDUPAN)
BHUMI 31
(31 ALAM KEHIDUPAN)
BERDIAMNYA MAKHLUK-MAKHLUK
ATAU MENJADI SEORANG ARAHAT
KELOMPOK YAITU :
1. KAMA BHUMI 11
ADALAH ALAM KEHIDUPAN YG MAKHLUK
MAKHLUKNYA MASIH SENANG DENGAN
NAFSU INDERA & TERIKAT PANCA INDERA
2. RUPA BHUMI 16
ADALAH 16 ALAM KEHIDUPAN YANG
MAKHLUK-MAKHLUKNYA MEMPUNYAI RUPA
JHANA
3. ARUPA BHUMI 4
ADALAH 4 ALAM KEHIDUPAN YANG
MAKHLUK2NYA MEMPUNYAI ARUPA JHANA
KAMA BHUMI 11 TERDIRI DARI :
A. APAYA BHUMI 4 (ALAM MENYEDIHKAN, MEMILIKI BANYAK DOSA/KEBENCIAN)
TERDIRI DARI :
ADA 8 : SANJIVA, KALASUTTA, SANGHATA,
RORUVA, MAHARORUVA, TAPANA, MAHA
TAPANA & AVICI
TERLAHIR DI ALAM NERAKA :
1. SUKA MENCELAKAKAN/MEMBUNUH
ANGGOTA SANGHA, BUDDHIS YG TAAT
ATAU BERTINDAK SBG ALGOJO
PEMBAGIAN AKUSALA KAMMA DALAM ALAM NERAKA :
KALASUTTA NARAKA
TIRACHANA BHUMI
TIDAK MEMPUNYAI TEMPAT YANG KHUSUS
TIDAK DAPAT DILIHAT DGN MATA BIASA
TIDAK BERKAKI (APADATIRACCHANA)
MIS : ULAR, IKAN, CACING, DLL
BERKAKI DUA (DVIPADATIRACCHANA)
MIS : AYAM, BEBEK, BURUNG, DLL
BERKAKI EMPAT (CATUPADATIRACCHANA)
MIS : KERBAU, KUDA, SINGA, DLL
BERKAKI BANYAK (BAHUPPADATIRACCHANA)
MIS : ULAT BULU, LIPAN, DLL
. PETA BHUMI (ALAM SETAN/HANTU)
KESENANGAN & KEBAHAGIAAN (LOBHA)
KELOMPOK YG DISEBUT PETA 4, PETA 12 & PETA 21
1. PARADATTUPAJIVIKA PETA (SETAN YANG HIDUP
DARI MAKANAN YG DISUGUHKAN ORANG DALAM
DALAM UPACARA SEMBAHYANG
2. KHUPAPIPASIKA PETA (SETAN YG SELALU LAPAR
& HAUS
3. NIJJHAMATANHIKA PETA (SETAN YANG SELALU
KEPANASAN)
4. KALAKANCIKA PETA (SETAN SEJENIS ASURA ATAU
NAMA ASURA YANG MENJADI SETAN)
1. VANTASA PETA (SETAN YANG MEMAKAN AIR
LUDAH, DAHAK & MUNTAH)
2. KUNAPASA PETA (SETAN YANG MEMAKAN
MAYAT MANUSIA & HEWAN)
BERBAGAI MACAM KOTORAN)
SELALU ADA API)
LUBANG JARUM)
TANHA SEHINGGA SELALU LAPAR & HAUS)
. SUNIJJHAMAKA PETA (SETAN YG BERTUBUH
HITAM SEPERTI ARANG)
8. SUTTANGA PETA (SETAN YG MEMPUNYAI KUKU
TGN & KAKI YG PANJANG & SETAJAM PISAU)
SETINGGI GUNUNG)
10. AJAGARANGA PETA (SETAN YG BERTUBUH SPT
ULAR)
SIANG & SENANG DI WAKTU MALAM DALAM KAHYANGAN)
KEKUATAN ILMU GAIB)
TULANG BERSAMBUNGAN, TDK PUNYA DAGING)
SUCILOMA PETA (SETAN BERBULU SPT JARUM)
9. DUTIYASUCILOMA PETA (SETAN BERBULU JARUM
JENIS KEDUA)
BUAH KEMALUAN SANGAT BESAR)
1. DEWA ASURA (KELOMPOK DEWA YANG DISEBUT
ASURA)
2. PETA ASURA (KELOMPOK SETAN YANG DISEBUT
ASURA)
3. NIRAYA ASURA (KELOMPOK MAKHLUK NERAKA
YANG DISEBUT ASURA)
KAMASUGATI BHUMI 7
BAIK & BURUK, YG BERGUNA & TIDAK BERGUNA,
YG BERFAEDAH & TIDAK BERFAEDAH, DLL.
1. CATUMAHARAJIKA BHUMI (ALAM EMPAT
DEWA RAJA)
2. TAVATIMSA BHUMI (ALAM 33 DEWA)
3. YAMA BHUMI (ALAM DEWA YAMA)
4. TUSITA BHUMI (ALAM KENIKMATAN)
5. NIMMANARATI BHUMI (ALAM DEWA YANG
MENIKMATI CIPTAANNYA)
6. PARANIMMITAVASAVATTI BHUMI (ALAM DEWA YANG
MEMBANTU MENYEMPURNAKAN CIPTAAN DARI DEWA-
DEWA LAINNYA.
PERBEDAAN ALAM MANUSIA DENGAN ALAM DEWA :
LEBIH BANYAK DARIPADA ALAM MANUSIA
MAJU KRN PADA JAMAN BUDDHA GOTAMA BNYK
UMAT BUDDHA & ANGGOTA SANGHA YG SETELAH
MENDENGAR AJARAN BUDDHA MENCAPAI
KESUCIAN SOTAPANNA & SAKADAGAMI SETELAH
MENINGGAL AKAN TERLAHIR KE ALAM DEWA
USIA LEBIH PANJANG, MENIKMATI KESENANGAN,
TIDAK MENGALAMI USIA TUA, DLL.
DI ALAM MANUSIA ADA KEISTIMEWAAN YANG TIDAK TERDAPAT DI ALAM DEWA, YAITU : ALAM MANUSIA ADA SANGHA (PERSAUDARAAN BHIKKHU), ADA YANG MENGAJAR & BELAJAR TIPITAKA, SEHINGGA PARA BODHISATVA YANG INGIN MENERUSKAN PARAMI 10 (10 MACAM KESEMPURNAAN) AGAR DAPAT MENCAPAI KEBUDDHAAN, SEBAGIAN BESAR LAHIR DI ALAM MANUSIA
MIS : SIDDHARTA GAUTAMA LAHIR
MENJADI BUDDHA
RUPA BHUMI 16
MEMPUNYAI RUPA JHANA YAITU TEMPAT
TINGGAL RUPA BRAHMA
1. BRAHMA PARISAJJA BHUMI (ALAM PENGIKUT-
PENGIKUT BRAHMA)
2. BRAHMA PUROHITA BHUMI (ALAM PARA
MENTERINYA BRAHMA)
3. MAHA BRAHMA BHUMI (ALAM MAHA BRAHMA)
4. BRAHMA PARITTABHA BHUMI (ALAM PARA
BRAHMA KURANG CAHAYANYA)
5. BRAHMA APPAMANABHA BHUMI (ALAM PARA
BRAHMA YANG TIDAK TERBATAS AURANYA)
ALAM PARA BRAHMA YG GEMERLAPAN CAHAYANYA
7. BRAHMA PARITTASUBHA BHUMI
ALAM PARA BRAHMA YG KURANG CAHAYANYA
ALAM PARA BRAHMA YG TERBATAS AURANYA
ALAM PARA BRAHMA YG AURANYA PENUH & TETAP
ALAM PARA BRAHMA YG BESAR PAHALAN
11. BRAHMA ASANNASATTA BHUMI
ALAM PARA BRAHMA YG KOSONG DARI KESADARAN
12,.BRAHMA AVIHA BHUMI
ALAM PARA BRAHMA YANG TIDAK BERGERAK
ALAM PARA BRAHMA YANG SUCI
ALAM PARA BRAHMA YANG INDAH
ALAM PARA BRAHMA YANG BERPANDANGAN TERANG
ALAM PARA BRAHMA YANG LUHUR
1. YANG KUAT DALAM SADDHINDRIYA (KEYAKINAN), LAHIR DI ALAM AVIHA BHUMI
YANG KUAT DALAM VIRIYINDRIYA (USAHA), AKAN
LAHIR DI ALAM ATAPPA BHUMI
LAHIR DI ALAM SUDASSA BHUMI
4. YANG KUAT DALAM SAMADHINDRIYA (KONSENTRASI)
AKAN LAHIR DI ALAM SUDASSI BHUMI
5. YANG KUAT DALAM PANNINDRIYA (KEBIJAKSANAAN) AKAN LAHIR DI ALAM AKANITTHA BHUMI
ARUPA BHUMI 4
ALAM KEHIDUPAN YANG MAKHLUKNYA MEMPUNYAI ARUPA JHANA YAITU TEMPAT TINGGAL ARUPA BRAHMA
1. AKASANANCAYATANA BHUMI
KEADAAN DARI KONSEPSI RUANGAN TANPA
BATAS
2. VINNANANCAYATANA BHUMI
KEADAAN DARI KONSEPSI KESADARAN TANPA
BATAS
KEADAAN DARI KONSEPSI KEKOSONGAN
4. NEVASANNANASANNAYATANA BHUMI
KEADAAN DARI KONSEPSI BUKAN PENCERAPAN
PUN TIDAK BUKAN PENCERAPAN
(BRAHMA YG MEMPUNYAI MEMPUNYAI PANCA
KKHANDHA (LIMA KELOMPOK KEHIDUPAN)
BERMATERI ( BRAHMA YG HANYA MEMPUNYAI
NAMA-KKHANDHA (KELOMPOK BATIN) , TIDAK
MEMPUNYAI RUPA-KKHANDHA (KELOMPOK
JASMANI/MATERI)
BERNAMA ASANNASATTA BHUMI (BRAHMA INI
HANYA MEMPUNYAI RUPA (MATERI), TIDAK
MEMPUNYAI NAMA (BATIN)
HUKUM KAMMA, KITA PERNAH DILAHIRKAN PD
26 ALAM KEHIDUPAN (TDK TERMASUK ALAM
SUDDHAVASA 5), KARENA ALAM TERSEBUT
KHUSUS UNTUK PARA ANAGAMI
DALAM KBBI OLEH WJS POERWADARMINTA
(HLM 626), MALAIKAT BERARTI ORANG HALUS
(ROH) DI SURGA.
YMS BUDDHA GOTAMA MENGAJARKAN ORANG
HALUS DI SURGA ITU DISEBUT DEWA
7 DISEBUT KAMA BHUMI 11
RUPA BHUMI 16 DITAMBAH ARUPA BHUMI 4
DISEBUT BRAHMA BHUMI 20
Thursday, June 4, 2009
Prilaku menjalankan hukum
Banyak Prilaku yang dilihat seperti halnya dengan manusia yang dengan prilaku yang diutamakan berupa kehidupannya pribadi dengan kondisi disaat itu untuk merai kehidupan dengan sesamanya yang lebih baik,sehingga banyak prilaku yang muncul disaat itu pun berhubungan dengan prilaku yang lainya,jadi prilaku sendiri yang berhubungan dengan prilaku orang lain itu bisa terjadi disaat itu,seperti halnya dengan moral prilaku di lingkungan yang baik dengan prilaku dilingkungan yang kurang baik yang bisa berhubungan dengan kondisi disaat itu terjadi dengan prilaku yang berbeda pula dan disaat itu sama-sama memperlihatkan prilaku masing-masing untuk berhubungan dengan sama lainnya itu.Kemudian bisa juga dilihat dengan prilaku yang disaat itu terjadi prilaku hubungan yang baik pula, jadi tidak terjadi masalah malah menimbulkan moral dengan sosialisai yang saling beradaptasi dengan hubungan yang harmonis dan akur dan sebaliknya ada juga hubungan yang menimbulkan masalah prilaku yang saling mementingkan diri sendiri dan tidak memperdulikan kepentingan orang lain dan disaat itu pula prilaku yang bersamaan dengan nafsu keinginan itu muncul bersamaan dan terjadi kesalah pahaman,pertikaian sampai dengan bentrok dengan sesama prilaku yang berbeda pula itu.